Selasa, 06 Juli 2010

F2N Gakuen

 Story by Nono Sakamoto

OC list :
~ Ayui Nonomiya = Nonomiya Sakamoto (Saya sendiri)
~ Evey Sakamoto = Evey Charen
~ Sasurin Katsuya = Rin Sakamoto
~ Seiko Siyosuke = Angga Seiko Siyosuke
~ Cyne C. Leonhard = Cyne
~ Hikari Sakuragi = Evanna Lovegood
~ Emi Yoshikuni = Emi Yoshikuni
~ Sihrayuki Amane = Meira Ernawati
~ Yuuki Amane = Intan Sasusaku
~ Kira Desuke = De-chan a.k.a Kira Desuke
~ Haruchi Nigiyama = Haruchi L'tha Nigiyama
~ Aoi Akaneko = Rika adalah saya (?)
~ Miyuki Chitzuka = Alda
~ Azuka Kanahara = Angelica Saskia
~ Kasumi Yumaede = Rii-chan a.k.a Kasumi Yumaede
~ Zwei Freauz = Cake S. Vessalius
~ Kouhin Kisai = Megumi Kisai
Happy Reading~!


.

.
.
Dari depan terlihat gerbang besar berwarna putih seperti tongkat-tongkat tajam Zeus, dibalik gerbang itu sebuah gedung berwarna jingga bak langit di sore hari menjulang megah berlantaikan 5---tentu saja karena sang arsitektur gedung mendesain sebuah dinding yang terlihat alami dari hiasan batu-bata merah.
Ditengah gedung, ukiran besar berwarna biru gelap bertuliskan "Fuji no Fukaku Gakuen" mencolok dari warna jingga yang tersebar, dan kalian pasti sudah dapat menebak gedung apakah ini? Yap! Sebuah sekolah berasrama dari sekolah dasar sampai sekolah menengah atas.
Seorang pemuda berambut hitam pendek tengah berdiri di depan gerbang, mata coklatnya memandang sekeliling gedung megah yang tiada tanding. Pemuda itu memakai kemeja putih polos serta berdasi merah lalu ditutupi oleh sebuah blazer berwarna biru abu-abu, di dada blazer itu lambang huruf F dibuat double terbalik dan ditengahnya ada huruf N kecil---yang kalian tahu apa itu--- dan tidak lupa sebuah syal yang menyelimuti dirinya di musim dingin ini.
Pemuda kelas 2 SMA itu sejenak diam sebentar dalam pikirannya akan pemandangan di depan, namun tiba-tiba sebuah tangan mungil tengah menepuk pundaknya. Dalam seketika kepalanya berpaling kebelakang dan menemukan seorang gadis cantik bermata onyx, rambut gadis itu pirang panjang namun dibagian bawahnya ikal---kalian bisa membayangkan seorang gadis dari zaman vitoria---. Pakaiannya sama seperti sang pemuda tadi, namun ia memakai rok kotak-kotak dan warna blazernya yang lebih mengarah ke biru gelap. Cyne C. Leonhard, sang gadis asing yang memakai syal tebal sama seperti pemuda itu.
"Ohayou, Siyosuke-san! Gimana kabarmu? Apa liburan musim dingin tadi asyik? Kau tahu? Aku liburan ke swiss lho~ da---."
"Satu persatu bicaranya oke!" jawaban dari pemuda itu menghentikan bawelan cerewet dari Cyne, "…dan cukup panggil aku Seiko. Hehe…" pemuda bernama Seiko Siyosuke itu menggaruk-garukan kepalanya yang tidak gatal, bak orang bodoh yang bingung menjawab sebuah pertanyaan dari seseorang.
"Hm, Seiko-san!" angguk Cyne.
"Tentang liburan, aku liburan ke Sapporo dan melihat Festival Yuki bersama keluarga." Tanpa diundang, tiba-tiba suara seorang gadis dari belakang menyahut.
"Hikari-chan!" sahut Cyne, wajah itu berkembang ceria. Sedangkan gadis bernama Hikari Sakuragi itu hanya tersenyum. Rambut merah panjangnya tergerai indah dan mata birunya menatap ramah pada Seiko dan Cyne.
"Wow, pasti seru. Aku tidak liburan kemana-mana, hanya berkumpul bersama keluarga saat natal lalu. Hehe…" sekali lagi Seiko menyahut sambil menggaruk-garukan kepalanya.
"Tentu saja." Hikari mengembangkan senyumnya.
"Ah, sayang sekali Seiko-san hanya liburan dirumah." Gadis asing itu menatap miris pada pemuda di sampingnya---lebih tepatnya menyindir.
"Hehe, yap begitulah. Tapi… yang penting bisa berkumpul bersama keluarga'kan disaat natal." Kata Seiko, dan kembali menggaruk-garukkan kepalanya yang tidak gatal.
"Hm, aku setuju!" kali ini Hikari mengangguk, sedangkan Cyne merasa kalah telak. "Astaga! Aku lupa mengerjakan tugas liburan. Bagaimana ini?" tanpa diaba-aba tiba-tiba Hikari mulai mengacak-acak rambut merah panjangnya, frustasi.
"Kau ceroboh sih." Cyne menyahut.
"Err----tenanglah Hikari-san!" Seiko tersenyum pada gadis di sampingnya, wajahnya mengerucut bagaikan tikus terjepit di got.
Pembicaraan itu mereka lanjutkan sambil berjalan masuk kearah gedung sekolah, Cyne masih mencibir Hikari yang kalang kabut sedangkan Seiko menenangkan dengan wajah yang kerucut---maksudnya tersenyum, kepulan uap keluar dari mulut mereka saat berbicara, terkadang sambil melipatkan tangan kedada, beberapa anak yang lain sesekali menyapa mereka.
Ah, bukankah ini waktunya kembali ke Asrama setelah liburan musim dingin, Hm?
.
.
.
.
Hari ini senin, minggu pertama bulan februari. Dan waktunya para siswa kembali sekolah---sekaligus asrama--- setelah liburan musim dingin mereka. Seperti di sekolah berasrama biasanya, tidak ada waktu bagi mereka untuk pulang kerumah menemui keuarga, kecuali saat liburan sekolah ataupun ada tanggal merah---dan itupun sangat jarang.
Hari pertama masuk sekolah tidak ada jadwal pelajaran, walaupun memakai seragam sekolah tapi hari ini para siswa habiskan untuk istirahat atau bertemu teman-teman.
Perpustakaan sunyi dilantai dasar itu hanya ada beberapa orang siswa yang paling-paling mengerjakan tugas liburan mereka. Sinar mentari pagi membuat sebuah lampu sorot di panggung pada seorang gadis yang sedang membaca sebuah buku tebal di pojok ruangan.
Mata hazelnya terpaku pada baris-baris kecil yang berderet seperti semut dalam buku itu, dan seketika konsentrasinya buyar saat tangan seseorang tengah bergoyang-goyang di depannya.
"Ohayou Emi-senpai!" sapa seorang pemuda berkacamata yang tadi meggoyang-goyangkan tangannya.
"Ah, iya! Ada apa?" gadis berambut coklat berombak itu berseru terkejut membuat orang-orang disekitarnya menatap tajam kearah gadis itu dan pemuda yang berdiri dihadapannya. Mata hazel itu dalam tersirah meminta maaf sambil menunduk---membuat bandana kuningnya seperti terjatuh kebawah.
"Err.. apa aku mengganggumu, Senpai?" Kira Desuke, nama pemuda berambut hitam itu menatap tidak enak pada senpainya.
"Tidak apa-apa kok, hanya terlalu serius pada buku dan melupakan dunia. Maklum saya yang kelas terakhir ini harus berusaha keras biar lulus." Emi Yoshikuni, nama gadis itu hanya nyengir kecil.
"Aku mau tanya, apa Senpai tahu dimana letak buku Kalkulus?" Kira bertanya pada senpai itu, setidaknya tidak perlu menanyakan pada sang penjaga perpus yang belum datang, karena gadis itu sedikit tahu seluk-beluk perpustakaan besar ini. Jangan ditanya, karena Emi terlalu sering berada di perpustakaan.
"Kalkulus?" Emi mengerutkan keningnya tanda bingung. Buat apa adik kelasnya ini mencari buku Kalkulus yang nyata-nyata tidak ada.
"Ha?" wajah cool berkacamata itu hanya kedok dari kebodohan pemuda ini. "Eh, ah. Maksudku matematika kelas 2 SMP." Karena salah kata, seketika peluh mengguyur pelipisnya. Padahal ini masih pagi apalagi hawa dingin musim dingin tidak akan membuat seseorang berkeringat.
"Oh, kalau itu ada di blok tiga, rak 2." Emi mengangguk mengerti serta memaklumi pemuda itu dan menunjukan sebuah lorong rak tidak jauh dari mereka.
"Airgatou Senpai!" Kira menunduk hormat dan segera pergi ke blok yang dicarinya.
.
.
.
.
Taman disamping asrama sekolah itu sudah di isi oleh beberapa siswa dan siswi, ada yang hanya berkumpul bersama bahkan jika kau beruntung kau akan memergoki sepasang pemuda-pemudi sedang bercumbu mesra. Setidaknya lebih banyak pasangan yang bercumbu saat hari libur seperti hari minggu, apalagi musim dingin seperti ini bukankah lebih enak saling menghangatkan diri dengan pasangan masing-masing.
Dan disanalah beberapa orang gadis tengah duduk, di samping kolam kecil yang sedikit membeku---ditengahnya patung seorang anak kecil berambut ikal dan hanya mengenakan kain untuk menutupi kemaluan anak itu, kedua tangannya memegang sebuah bejana yang tengah mengeluarkan air membentuk riak-riak kecil.
"Liburan musim dingin yang membosankan." Keluh seorang gadis bermata coklat, pipinya memerah akibat kedinginan, rambut hitam panjangnya bergelombang, namun seorang gadis yang duduk dikelas 1 SMA itu tidak memperdulikan dinginnya cuaca, Haruchi Nigiyama.
"Fuuhh, sangat betul." Uap putih keluar dari mulu seorang gadis yang lihai menggambar Manga. Kasumi Yumaede, gadis pendek yang masih duduk di kelas 1 SMP itu tampak lesu, syal berwarna merah sedikit menutupi rambut pirangnya.
"Iya. Apalagi natal tadi para sepupuku datang dang menghancurkan hadiah natalnya." Kini giliran Kouhin Kisai, gadis berkacamata---salah satu kutubuku--- yang sekelas dengan Kasumi. Air dari kolam yang dingin itu sedikit mengenai rambut keriting panjang sepunggungnya, membuatnya sedikit mengernyit dan mata gadis itu kelam seperti rambutnya.
"Hah, benarkah? Ash! Sialan tuh anak, jika aku jadi kamu bakalan kuhajar tuh anak." Yuuki Amane, gadis yang juga sekelas dengan Kasumi dan Kouhin ini tengah emosi. Mata Violetnya tengah menggebu-gebu sambil tangannya mengepal kuat. Sangat berlawanan dengan cuaca sekarang. Rambut hitam ternyata tidak bisa menutupi karakteristiknya yang suka mencari masalah.
"Sudahlah Yuuki-chan, tenang-tenang!" Kouhin menyahut sweatdrop menyuruh Yuki diam. Sedangkan Haru dan Kasumi menatap bingung seperti biasanya.
Tidak jauh dari keempat gadis lesu yang duduk di samping kolam itu, berjalan seorang perempuan dari tingkat terakhir. Shirayuki Amane (Yuuki dan Shirayuki tidak ada hubungan saudara, hanya kesamaan marga yang menyerupai mereka), gadis berambut coklat blonde itu menangkap empat sosok lesu di dekat kolam, dan mata hitam itu berkilat daribalik kacamatanya yang sedikit beruap.
Shirayuki mendekat dan menatap bingung saat menemukan pemandangan tidak bagus didepannya, mereka seperti tidak bersemangat. "Hey, apa yang terjadi?" alis gadis berkacamata itu berkerut, meminta penjelasan pada Kasumi, Kouhin, Yuuki, dan Haru.
"Ah, Shira-senpai!" Saat berbalik kebelakang Yuuki menemukan senpainya itu berdiri bingung.
"Hanya badmood gara-gara liburan musim dingin." Jawab Haru lesu. Dan Kasumi serta Kouhin mengangguk setuju, sedangkan Yuuki terlihat santai.
"Aaaa~ bagaimana jika aku menceritakan sebuah cerita hantu dari bibiku yang tinggal di Nagoya?" tawar Shira, uap kecil keluar dari mulutnya.
"Benarkah?" Yuuki antusias menjawab.
"A-apaa tidak apa-apa?" suara Haru bergetar takut, semua orang tahu jika gadis itu adalah seorang penakut.
"Hm. Sebuah cerita 'sang gadis yang terkutuk' dari desa kecil di Nagoya." Shira menyeringai licik pada mereka.
"Tapi rasanya aku pernah dengar tentang hal it---."
"Jangan menyela Kasumi-chan!" Seru Kouhin pada teman disampingnya, sepertinya gadis ini tidak sabar mendengarkan cerita dari Senpainya. Haru yang duduk disampingnya tengah memegang pundah Kouhin takut, sedangkan Yuuki tidak ada menunjukan rasa takut sedikitpun.
Shirayuki memutar bola matanya lalu memulai cerita itu…
.
.
.
.
Kantin.
Dua orang gadis cilik yang kira-kira kelas 5 SD tengah berebut sebuah majalah anime. Seorang anak kecil berambut biru dikuncir dua tengah merebut sebuah majalah dari tangan gadis kecil disampingnya, gadis kecil berambut hitam panjang yang majalahnya direbut oleh temannya itu tetap mempertahankan majalahnya.
"Miyu-chan, buatku saja majalahnya!" teriak gadis kecil bernama Aoi Akaneko.
"Tidak mau, ini aku beli edisi terbatas tau. Disini ada Ouran Koukou Host Club edisi terbaru." Balas Miyuki Chitzuka sambil berteriak. Muka gadis kecil itu sudah memerah karena marah.
"Ahhh~ buatku saja, kita kan teman. Teman harus saling berbagi!" goda Aoi, gadis kecil bermata biru itu masih menarik-narik majalah itu dari tangan Miyu.
Sementara orang-orang yang ada di Kantin hanya menatap bingung mereka, biasalah pertengkaran anak kecil. Lalu kembali pada kegiatan masing-masing tanpa memperdulikan dua orang gadis kecil yang masih bertengkar.
"Tapi kan---." Sebelum Miyu membalas, tiba-tiba majalah anime itu sudah beralih tangan pada seorang pemuda dari kelas terakhir, tingginya 180cm setengah lebih tinggi dari gadis-gadis kecil dibawahnya.
"Hn. Daripada sobek gara-gara tangan nakal kalian, lebih baik majalahnya buatku saja." Kata seorang pemuda berambut pirang, iris birunya terlindungin oleh kacamata transparan, tapi tetap saja tidak menghilangkan kesan dingin dari sosok itu.
"Tapi itu milikku~" Miyu menatap tidak berani pada seorang senpai dari kelas terakhir.
"Majalahnya~" nyali Aoi kini ciut.
"Hn."
Zwei Freauz, Pemuda keturunan Amerika-Itali itu hanya menatap mereka dingin sambil berlalu ke sebuah meja yang ditempati oleh beberapa orang siswi. Sedangkan dua gadis kecil itu mulai pergi keluar kantin sambil menangis terisak-isak.
Di meja bundar itu tiga orang gadis muda tengah sarapan---atau kau bisa menyebut mereka sedang ngemil, dan seorang gadis kecil sedang sibuk membaca buku. Zwei duduk di salah satu kursi kosong dikelompok tersebut tanpa memperdulikan pandangan bertanya dari teman-temannya.
"Hei, Zwei. Apa yang terjadi?" tanya seorang gadis yang duduk diseberangnya. Gadis berambut hitam eboni panjang itu menyorotkan mata coklat gelapnya pada pemuda diseberang, Sasurin Katsuya.
"Palingan sebuah majalah anime lagi kan?" tebak gadis yang duduk disampingnya. Gadis berambut hitam sebahu dengan model shaggy layer itu menatap Zwei tersenyum, namanya Azuka Kanahara.
Zwei yang ditanya malah tenggelam dalam euporia majalah anime yang baru dicurinya tadi tanpa memperdulikan teman-temannya yang masih duduk dikeals 1 SMA, kecuali gadis kecil yang sedang membaca buku disampingnya.
"Sasurin, Azuka. Kalian tahu sendirikan bagaimana Zwei jika sedang tenggelam dalam kolam renang, uhuk---," jawab gadis berambut coklat panjang yang sedang memakan hamburger disamping Zwei. Sambil menguyah hamburger hangat gadis bernama Ayui Nonomiya itu berbicara, membuat dirinya sendiri tersedak.
Sepertinya ketiga gadis itu tidak memanggil pemuda berkacamata yang nyata-nyata dua tingkat diatas mereka, dan hanya memanggil Zwei tanpa suffix apapun seperti –senpai, -kun, atau –san.
"Tidak baik jika sedang makan sekaligus berbicara." Komentar pedas meluncur dari seorang gadis kecil berambut hitam sebahu yang tengah membaca buku, mata birunya masih terpaku pada kalimat-kalimat dibuku. Mereka bertiga jika ditambah Zwei yang masih terdiam sudah bisa menebak gadis kecil bernama Evey Sakamoto itu memiliki karakter yang dingin dan sarkastis.
"Hihihi. Sukurin." Timpal Azuka, gadis itu tertawa cengengesan. Sedangkan Sasurin hanya tersenyum tipis, memang tipe cewek anggun.
"---maksudku jika Zwei sedang tenggelam dalam euporia majalah anime dia pasti akan melupakan dunia." Ucap Ayui membenarkan kata-katanya setelah sebelumnya minum air mineral dari botol milik Azuka.
"Hn." Singkat, padat, dan jelas dalam artian Ayui, Sasurin, Azuka dan Evey. Itulah jawaban pemuda dingin itu.
Sasurin yang mulai sebal melihat tingkah laku Zwei kemudian mengambil satu dari dua hamburger hangat milik Ayui yang belum sempat dimakannya. Ayui yang ingin merebutnya kembali dari Sasurin sudah tidak bisa lagi karena makanan itu kini sudah masuk dalam perut Sasurin---dan iris abu-abu itu hanya bisa menatap tajam pada gadis di samping Azuka.
Sedangkan Azuka, melakukan hal bodoh seperti memilin-milin rambutnya diantara Ayui dan Sasurin tampak cuek, sesekali diliknya teman-temannya itu. dua orang sangat dingin dan dua orang lagi tidak beres. Azuka pikir dialah yang paling normal, tapi kenyataan tidak…
"Fuuh~," gadis itu menghela nafas membuat sebuah uap keluar dari mulutnya, "Apa kalian sudah mendengar tentang pesta Valentine day's nanti?" Azuka mulai memberi topik pada kelompok itu.
"He? Maksudmu apa?" Sasurin yang masih memakan hamburger kini berhenti lalu menatap penasaran pada Azuka.
"Perasaan aku pernah dengar hal itu dari Emi-senpai dan Shira-senpai." Mata biru Evey beralih dari buku kearah mereka semua.
"Hn, aku juga mendengarnya. Katanya harus membawa pasangan." Tidak bisa dipercaya, ternyata pemuda berambut pirang yang sedari tadi berdiam diri itu kini menyingkirkan majalah yang sedang dibacanya. "Boleh membawa pasangan dari luar sekolah…"
"Wow~ Ayui, Azuka. Sepertinya kita perlu berburu cowok di sekolah sebelah." Mata Rin mengkilat tandanya dia tertarik, senyum tipis pun mengembang dari bibirnya.
"Sebentar. Aku punya broswernya." Ayui menghentikan kegiatannya memakan hamburger dan mulai mencari-cari sesuatu dari kantong rok dan blazernya. Sedangkan Zwei dan yang lain menunggu.
"Ah, aku kelupaan. Aku pikir ada di kantongku, ternyata masih ada dalam tas di kamar." Gadis bermata abu-abu itu menepuk jidatnya sendiri, "Aku mau mengambilnya!" Ayui berdiri dan segera meninggalkan kelompok yang masih menatapnya bingung itu.
.
.
.
.
Kira dan Seiko yang tengah berjalan berdua di koridor sekolahmenatap bingung pada beberapa anak yang sedang berkumpul di depan mading. Saling bertatapan dua orang pemuda itu sependapat untuk mendekat kearah kumpulan itu.
"Ada apa?" Kira bertanya pada gadis berkacamata yang ada di urutan belakang.
"Eh, Kira-kun." Kouhin yang ditepuk bahunya segera berbalik kearah belakang dan mendapati dua orang pemuda yang penasaran pada pengumuman di depan. "Entahlah, aku masih belum membacanya." Kouhin mengangkat bahu sambil celingak-celinguk kearah mading di depan yang digeromboli oleh anak-anak yang lain.
"Aku penasaran ada apa di mading itu." Seiko mengerutkan alisnya, dan Kira serta Kouhin menganguk setuju.
"Sebaiknya kita bergerak kedepan." pemuda berkacamata itu mengajak Seiko dan Kouhin untuk bergerak kedepan mading.
Dan mereka mengangguk. Tiga orang itu mulai berjalan di antara siswa-siswa yang pensaran pada mading di depan, mereka tidak perduli jika sudah terlalu sesak. Karena tujuannya adalah mencapai mading di depan.
Ketika sudah di depan, mereka menemukan Emi-senpai, Shira-senpai dan Zwei-senpai yang sepertinya baru saja menempelkan sebuah pengumuman di mading itu, dan para siswa segera menyerbu bagaikan membeli tiket pada sebuah konser band.
"Valentine day's. pasti mengasyikan~" seru Cyne di samping Kira. Gadis itu tampak bersemu merah.
"Wahh~ pestanya pasti seru." Haru terlihat senang membaca pengumuman itu.
"Hu'uh!" Kasumi mengangguk setuju. "Owa~ aku tidak sabar." Dan wajahnya pun memerah seperti Haru dan Cyne yang ada di sampingnya.
"Miyu-chan! Kita harus mencari cowok!" ucap gadis kecil di depan Kira dan yang lain pada temannya.
"Betul." Angguk Miyu semangat. Aoi dan Miyu pun menyeringai membuat Zwei dan yang lain menatap aneh pada dua gadis kecil tersebut. ckckck… kecil-kecil sudah tau akan cowok.
"Dasar anak kecil." Sindir Evey yang berdiri disamping mereka berdua, membuat dua gadis kecil itu menatap tajam pada Evey yang satu kelas lebih tinggi dari mereka berdua.
"Seperti kamu bukan anak kecil saja vey." Ucap Azuka membuat Evey berdesis tajam. Oke, gadis kecil itu tidak mau dibandingkan dengan dua gadis kecil disampingnya. Dia sudah dewasa, dalam pikirannya.
"Nah. Kalian sudah membaca kan pengumuman ini." tunjuk Emi pada sebuah kertas di papan. "Jadi kalian mengerti peraturannya."
"Pada tanggal 14 Ferbuari nanti akan diadakan pesta valentine di GOR sekolah." Shirayuki membantu temannya itu memberitahukan pada siswa-siswa di depan.
"Err~ Apa harus punya pasangan?" Kira mengangkat tangan membuat Azuka, Kasumi, Kouhin, Sasurin dan yang lainnnya memberikan pandangan mereka pada pemuda itu.
"Tidak harus." Jawab Zwei singkat, pemuda itu memang benar-benar dingin. Membuat gadis sejenis Cyne, Hikari, Azuka, Haru serta Aoi dan Miyu meluluh karena wajah cool senpai itu.
"Sebenarnya kalian semua boleh punya pasangan di luar sekolah, tapi hanya pada sekolah tetangga kita. Nesigawa Gakuen." Ucap Shirayuki.
Kalimat dari Shirayuki itu membuat mereka semua berseru. Tentu saja, jika yang punya gebetanpada sekolah tetangga itu bisa mengajak mereka ke pesta. Bahkan, kalau tidak salah dua sekolah itu bekerja sama mengadakan pesta ini.
Di sisi lain. Gadis berambut coklat yang baru saja datang dari Asramanya untuk mengambil kertas pengumuman itu melihat kumpulan siswa-siswi di depan mading. Dan itu membuat Ayui segera mendekat.
"Hikari-chan. Ada apa?"
Gadis berambut merah itu menoleh, "Ayui-chan. Kemana saja kau, pengumuman pesta Valentine sudah ditempel di mading." Hikari menunjuk sebuah kertas yang menempel di mading.
"Hah?" gadis itu mengerutkan alisnya. Bah, ternyata sia-sia di kembali keasrama untuk mengambil broswer itu, karena pada nyatanya pengumuman pesta Valentine's sudah di tempel di mading. Tentu saja, sekarang perasaan sangat jengkel.
"Ayui. Kemana saja kau? Sebaiknya kita segera mungkin berburu cowok di Nesigawa Gakuen sebelum habis persediaan cowok-cowok kerennya." Sasurin berseru pada gadis itu. membuat Ayui dan Hikari mengernyit sambil tersenyum.
"Ahahaha~ benar juga ya?!" Ayui tertawa dan menghilangkan perasaan kesalnya karena di Nesigawa Gakuen ada seseorang yang diburunya.
Kemudian mereka bertiga mulai mendengarkan ceramah yang diterangkan oleh Emi, Shirayuki dan Zwei di depan.
"Hei. Ada apa ini?" Yuuki yang baru datang langsung bertanya pada Seiko.
"Tentang pesta Valentine. Katanya boleh mencari pasangan dari Nesigawa Gakuen." Jawab Seiko.
"Ouh~" Yuuki mengangguk mengerti.
"Err---Yuuki-chan, bagaimana jika kau pergi bersamaku ke pesta nanti?" tiba-tiba pemuda itu langsung mengajak Yuuki. Membuat semua orang menoleh pada mereka.
"HAH??" Yuuki yang mendegar seakan terkena serangan jantung mendengar ajakan dari seseorang di depannya.
"Bagaimana? hehe…" Seiko kembali menggaruk-garuk kepalanya, melakukan sebuah aktifitas yang sudah menjadi kebiasanya buruk itu.
Pernyataan itu menghentikan Emi, Shirayuki dan Zwei yang sedang berbicara dan mulai mengalihkan perhatian mereka pada dua orang di sampngi. Kira, Kouhin serta yang lainnya sekarang berasa menonton sebuah acara televisi untuk menembak orang yang disukai. Mereka semua pun mulai menunggu jawaban dari sang gadis.
Benar-benar. Sekarang gadis pemberani itu sedang terkurung di tengah-tengah kerumuman orang yang memandanginya. Diliriknya senpai di depan yang sedang menunggu jawaban darinya. Tanpa pikir panjang kemudian Yuuki mengangguk membuat Azuka dan yang lainnya berseru.
"Baiklah, Seiko-san." Yuuki mengangguk setuju membuat pemuda itu berasa pergi kelangit ketujuh. Setidaknya apa boleh buat, daripada tidak dapat pasangan?
"Arigatou Yuuki-chan. Hehe…" dan sekali lagi Seiko menggaruk-garuk kepalanya.
Dalam pandangan seseorang seperti Zwei dan Evey. Pemuda bernama Seiko Siyosuke adalah orang Sayko yang suka mneggaruk-garuk kepala. Sebenarnya sih nama itu bisa diplesetkan menjadi Sayko bukan? Apalagi sang pemilik nama keluakuannya seperti itu.
Pada akhirnya setelah satu pasangan sudah ada, yang lain mulai harus berburu seseorang yang mau menjadi pasangan mereka. Bisa di sekolah mereka sendiri ataupun di Nesigawa Gakuen.

~FIN~

Nono note's :
Yap! Jadilah sebuah orifict abal dari saya. Orifict yang semua OC-nya adalah anak situs sebelah (?)---kecuali Alda. Awal mula sebuah orifict rintisan yang akan kalian semua bikin (Kalau mau).
Inspirasi orifict ini muncul saat membaca status fb dari Sasurin Katsuya yang bilang kalau bisa anak ffn punya sebuah sekolah. Yaa~ seperti forum lah, atau boleh juga seperti RPG Harry Potter Indonesia.
Dan taraa~ saya bikinlah orifict ini. settingnya seperti Hogwarts, lalu pesta Valentine's itu seperti pesta natal di HP ke-4.
Kenapa saya beri judul F2N Gakuen? Karena itu adalah singkatan dari Fuji No Fukaku Gakuen, dan jika kalian lihai itu juga sebuah singkatan dari situs sebelah. Ide nama itu diberika olh Angga-san. (,)a
Oiya, soal pair SeikoYuuki. Hehe… #garuk garuk kepala yang tidak gatal# saya suka pair itu~ #ditabok
Sampai disini saja komentar dari saya. Mohon maaf jika adegannya tidak terbagi rata.
Yang punya OC wajib review kecuali saya yang notabene authornya #ditendang.

http://www.fictionpress.com/s/2825279/1/F2N_Gakuen

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan tulis Kritik dan Saran tentang cerita dan artikel diatas. Terimakasih.